Profil Desa Kalijambe
Ketahui informasi secara rinci Desa Kalijambe mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Kalijambe, Tarub, Tegal, pusat perekonomian berbasis industri konveksi dan kerajinan shuttlecock yang dinamis. Kenali potensi ekonomi, data demografi, tata kelola pemerintahan, serta tantangan dan prospek desa di jalur Pantura Jawa Tengah ini.
-
Pusat Ekonomi Kreatif
Menjadi basis utama industri konveksi skala rumahan (UMKM) dan produsen shuttlecock yang menjadi tulang punggung perekonomian desa
-
Demografi Padat dan Dinamis
Memiliki kepadatan penduduk yang tinggi, mencerminkan aktivitas ekonomi dan sosial yang sangat aktif, berbeda dari citra desa agraris pada umumnya.
-
Lokasi Strategis
Berada di Kecamatan Tarub yang dekat dengan jalur vital Pantura, memberikan keuntungan aksesibilitas untuk distribusi produk dan logistik

Terletak di Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal, Desa Kalijambe menjelma menjadi sebuah kawasan yang dinamis, jauh dari citra desa agraris yang sunyi. Desa ini merupakan pusat denyut nadi ekonomi kreatif berbasis kerakyatan, yang ditopang oleh ratusan usaha konveksi dan kerajinan shuttlecock. Keberadaannya yang strategis di dekat jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa memberikan keunggulan dalam akses pasar dan distribusi, menjadikan Kalijambe sebagai salah satu desa dengan perputaran ekonomi paling aktif di wilayahnya.
Artikel profil desa ini akan mengupas secara mendalam berbagai aspek yang membentuk Desa Kalijambe, mulai dari kondisi geografis dan demografi, pilar-pilar utama perekonomian, tata kelola pemerintahan, hingga tantangan dan prospek masa depan yang dihadapinya dalam persaingan industri modern.
Geografi, Wilayah dan Demografi
Desa Kalijambe secara administratif masuk dalam wilayah Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan data monografi desa, luas wilayah Desa Kalijambe yakni sekitar 92,8 hektar atau 0,928 km2. Wilayahnya yang tidak terlalu luas ini didominasi oleh area permukiman padat yang menyatu dengan lahan pertanian, terutama persawahan.
Secara geografis, Desa Kalijambe memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Brekat
Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Kedungbungkus
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Mindaka
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Setu
Hingga data kependudukan terakhir, jumlah penduduk Desa Kalijambe tercatat mencapai 3.802 jiwa. Dengan luas wilayah yang relatif kecil, desa ini memiliki tingkat kepadatan penduduk yang sangat tinggi, yaitu mencapai 4.100 jiwa per km2. Angka ini menegaskan karakter Kalijambe sebagai desa padat penduduk yang didorong oleh aktivitas ekonomi non-agraris yang terkonsentrasi di area permukiman. Tingginya kepadatan ini mencerminkan dinamika sosial dan ekonomi yang hidup, di mana setiap jengkal lahan dimanfaatkan secara produktif baik untuk tempat tinggal maupun lokasi usaha.
Roda Perekonomian: Dominasi Industri Konveksi dan Kerajinan Shuttlecock
Kekuatan utama yang menggerakkan roda perekonomian Desa Kalijambe ialah sektor industri pengolahan, khususnya industri konveksi skala rumahan atau Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Hampir di setiap sudut desa dapat ditemukan aktivitas menjahit, memotong kain, hingga pengemasan pakaian jadi. Produk yang dihasilkan sangat beragam, mulai dari pakaian sehari-hari, seragam sekolah, hingga pesanan khusus dari berbagai daerah di Indonesia. Industri ini menyerap sebagian besar tenaga kerja lokal, baik laki-laki maupun perempuan, dan menjadi sumber pendapatan utama bagi ribuan keluarga. Pola usahanya yang bersifat kekeluargaan dan padat karya menciptakan sebuah ekosistem ekonomi yang tangguh dan mandiri.
Selain konveksi, Desa Kalijambe juga dikenal sebagai salah satu sentra perajin shuttlecock (kok) untuk bulu tangkis. Meskipun tidak sebesar industri konveksi, kerajinan ini memiliki nilai keunikan tersendiri dan telah menjadi identitas produk lokal. Para perajin dengan teliti merangkai bulu angsa menjadi shuttlecock berkualitas yang dipasarkan ke berbagai toko olahraga dan klub bulu tangkis. Keberadaan industri shuttlecock ini menjadi bukti kreativitas dan kemampuan adaptasi masyarakat dalam menciptakan peluang ekonomi di luar sektor konvensional.
Meskipun industri menjadi pilar utama, sektor pertanian tidak sepenuhnya ditinggalkan. Lahan persawahan yang tersisa masih digarap secara aktif oleh sebagian warga, terutama untuk menanam padi. Hasil pertanian ini umumnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal, menjadi penyeimbang di tengah derasnya arus industrialisasi di tingkat desa. Di samping itu, sektor perdagangan dan jasa turut berkembang pesat untuk melayani kebutuhan populasi yang padat, seperti toko kelontong, warung makan, dan jasa logistik pengiriman barang.
Tata Kelola Pemerintahan dan Pembangunan Infrastruktur
Pemerintahan Desa Kalijambe, yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa, memegang peranan krusial dalam memfasilitasi dan mendukung dinamika ekonomi serta sosial masyarakat. Di bawah kepemimpinan Kepala Desa Agus Suyono, S.Pd., pemerintah desa berfokus pada peningkatan kualitas infrastruktur dasar dan pelayanan publik. Mengingat karakter desa sebagai pusat industri rumahan, ketersediaan infrastruktur jalan yang baik menjadi prioritas utama untuk kelancaran mobilitas warga dan distribusi hasil produksi.
Kantor Balai Desa Kalijambe yang berlokasi di RT 02/RW 02 menjadi pusat administrasi dan pelayanan bagi masyarakat. Berdasarkan catatan sejarah lokal, bangunan balai desa ini telah beberapa kali mengalami renovasi untuk menyesuaikan dengan kebutuhan zaman, dengan renovasi terakhir dilakukan pada tahun 2016.
Pembangunan infrastruktur lainnya juga terus diupayakan, seperti perbaikan saluran drainase untuk mengantisipasi genangan air saat musim hujan, serta memastikan akses listrik dan jaringan telekomunikasi yang stabil. Di bidang pendidikan, fasilitas seperti Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD) tersedia untuk menjamin hak pendidikan dasar bagi anak-anak di desa. Sementara itu, layanan kesehatan dasar diakses melalui Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan kedekatan dengan fasilitas kesehatan di tingkat kecamatan.
Kehidupan Sosial dan Budaya Masyarakat
Struktur sosial masyarakat Desa Kalijambe sangat dipengaruhi oleh aktivitas ekonominya yang komunal. Semangat kewirausahaan dan kerja keras menjadi nilai yang dijunjung tinggi. Ikatan sosial antarwarga terjalin erat, tidak hanya dalam konteks bertetangga tetapi juga dalam hubungan kerja sebagai pemasok, penjahit, atau pemasar dalam rantai industri konveksi.
Kegiatan keagamaan, yang mayoritas dianut oleh penduduk Muslim, menjadi perekat sosial yang kuat. Masjid dan musala tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan kemasyarakatan seperti pengajian rutin dan perayaan hari besar Islam. Tradisi gotong royong, meskipun menghadapi tantangan modernisasi, masih kerap terlihat dalam berbagai kegiatan sosial, seperti kerja bakti membersihkan lingkungan atau membantu warga yang sedang mengadakan hajatan.
Organisasi kemasyarakatan seperti Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) bagi ibu-ibu dan Karang Taruna bagi pemuda juga aktif berperan. PKK seringkali menjadi wadah untuk pelatihan keterampilan tambahan yang dapat mendukung ekonomi keluarga, sementara Karang Taruna aktif dalam kegiatan sosial, olahraga, dan keagamaan di tingkat desa.
Tantangan dan Prospek Masa Depan
Sebagai desa industri, Kalijambe menghadapi sejumlah tantangan yang kompleks. Persaingan di industri konveksi sangat ketat, menuntut para pelaku UMKM untuk terus berinovasi dalam desain, meningkatkan efisiensi produksi, dan menjaga kualitas agar mampu bersaing dengan produk pabrikan skala besar. Ketergantungan pada pesanan dari luar daerah juga membuat perekonomian desa rentan terhadap fluktuasi pasar nasional. Selain itu, pengelolaan limbah sisa produksi, seperti potongan kain, menjadi isu lingkungan yang perlu mendapat perhatian serius agar tidak menimbulkan dampak negatif jangka panjang.
Meskipun demikian, Desa Kalijambe memiliki prospek masa depan yang cerah. Potensi terbesar terletak pada penguatan branding dan pemasaran digital. Dengan memanfaatkan platform e-commerce dan media sosial, produk konveksi dan shuttlecock Kalijambe dapat menjangkau pasar yang lebih luas, bahkan hingga ke luar negeri. Pembentukan koperasi atau asosiasi bagi para perajin dapat menjadi solusi untuk meningkatkan posisi tawar, standarisasi kualitas, dan efisiensi dalam pengadaan bahan baku.
Pemerintah desa dan daerah diharapkan dapat terus memberikan dukungan melalui pelatihan keterampilan digital, manajemen bisnis modern, dan fasilitasi akses permodalan. Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, Desa Kalijambe berpotensi untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang menjadi pusat industri kreatif pedesaan yang modern, berdaya saing tinggi, dan berkelanjutan.
Desa Kalijambe merupakan representasi nyata dari transformasi desa di era modern. Desa ini berhasil membuktikan bahwa basis ekonomi tidak harus selalu bertumpu pada agraria. Melalui semangat kewirausahaan, kerja keras, dan kemampuan adaptasi yang luar biasa, masyarakatnya telah membangun sebuah ekosistem industri konveksi dan kerajinan yang menghidupi ribuan jiwa. Dengan mengatasi tantangan yang ada dan memaksimalkan potensi digital, Desa Kalijambe siap melangkah menuju masa depan yang lebih sejahtera dan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia.